Medan, (UIN Sumut)
Bila dibaca sejarah Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), diketahui bahwa para pendiri (The Founding Fathers) universitas ini telah mencita-citakan penegakan dan penerapan integrasi ilmu.
Hal tersebut dikemukakan oleh Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA, Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut), dan juga selaku Koordinator Kopertais Wilayah IX Sumatera Utara pada upacara Wisuda UISU tahap pertama tahun 2020-2021 di Hotel Santika Dyandra Medan, 30 Januari 2021.
Lebih lanjut Prof. Syahrin mengatakan bahwa para pendiri universitas ini dengan segala keterbatasan ilmu mereka ingin menghindarkan dikotomi keilmuan yang sekularistik dengan mendirikan universitas Islam di Sumatera Utara.
Menurut Prof. Syahrin, saat ini paling tidak ada empat model universitas Islam. Pertama, universitas yang mengasuh fakultas ilmu umum dan dan fakultas agama. Kedua, universitas yang mengasuh fakultas ilmu umum dan fakultas ilmu agama dan mengajarkan islam pada fakultas umum. Ketiga, universitas yang mengasuh fakultas umum dan fakultas agama, mengajarkan agama pada fakultas umum serta menyertakan ayat dan hadis pada setiap bidang ilmu.
Keempat, dan yang menjadi arah dunia islam adalah integrasi pengetahuan. Dalam paradigma ini diyakini ada kesatuan ilmu (unity of knowledge), maka tidak ada lagi dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum. Yang ada adalah islamic science dan islamic studies, sehinga dikembangkan ilmu itu dalam bingkai ketundukan dan kepatuhan kepada Allah dengan membangun kesejahteraan umat manusia dan pengembangan peradaban. (Humas)