Medan, (UIN Sumut)
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) tengah merancang dan segera membuka Museum Alquran dan Peradaban Islam di kampus Islam negeri ini. Hal tersebut merupakan bagian dari janji kepada umat Islam bahwa UIN Sumut sebagai pusat peradaban dan agar terhubung dengan penetapan titik nol peradaban Islam masuk di Nusantara yang berada di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Demikian disampaikan Rektor UIN Sumut Prof Dr Syahrin Harahap, MA saat rapat persiapan pendirian museum tersebut di Ruang Sidang Gedung Biro Rektor UIN Sumut Jalan Willem Iskandar Medan, Selasa (9/3). Rapat dihadiri para pimpinan kampus dan menghadirkan sejarawan dan akademisi Sumut Dr Phil Ichwan Azhari dari Universitas Negeri Medan (Unimed).
“Kita berusaha secepatnya menetapkan pembukaan Museum Alquran dan Peradaban Islam di UIN Sumut. Ini sebagai bagian dari janji kita kepada umat Islam karena kita universitas yang mengkaji peradaban islam juga agar link (terhubung) dengan titik nol peradaban Islam di Nusantara yang ada di Tapanuli Tengah sebagai tanda masuknya Islam. Titik nol tersebut yang diresmikan presiden beberapa waktu lalu,” urai Prof Syahrin.
Prinsip untuk menjadi salah satu titik peradaban dunia, jelas rektor, maka harus mengumpulkan, mengkaji dan menunjukkan idiom-idiom peradaban yang dimiliki di Sumatera Utara. Titik nol peradaban Islam tersebut merupakan suatu rahmat dari Allah bahwa Islam masuk ke Nusantara melalui daerah ini. “Oleh karenanya, ada utang kita terhadap peradaban Islam, kita harus kembangkan kajian peradaban dengan bukti-bukti peradaban, hasil-hasil kajian yang kita peroleh dari perjalanan peradaban Islam khususnya di Nusantara,” tandasnya.
Direncanakan, museum peradaban tersebut akan menyajikan berbagai bukti peradaban seperti mushaf-mushaf kuno Alquran, koin-koin emas atau uang yang digunakan pada zaman dulu dan artefak, peninggalan kearifan lokal dan lainnya dari peradaban Islam di Nusantara. Dijelaskannya, museum tersebut akan diresmikan sebelum Ramadhan mendatang dan akan berada di Perpustakaan UIN Sumut di kampus IV tuntungan, kampus II Jalan Willem Iskandar dan kampus I di Jalan Sutomo Ujung Medan. “Kita berharap, umat Islam dapat menyaksikan data dan fakta yang dikumpulkan para ahli terkait peradaban Islam di Sumut,” tukasnya.
Sejarawan yang juga kolektor barang peradaban, Dr Phil Ichwan Azhari menyampaikan, banyaknya koleksi barang kuno tersebut dinilai perlu dikelola dalam bentuk museum dan dijalankan institusi. Ia menilai, UIN Sumut sebagai kampus Islam sangat tepat dalam menjalankan hal tersebut. Sebagai kolektor dan penjelajah peradaban ia menyerahkan koleksinya kepada UIN Sumut untuk dikelola, dirawat, dikaji, diselamatkan, dikembangkan dan bisa dinikmati masyarakat melalui museum Alquran dan peradaban yang digagas itu.
Diakuinya, dalam mengelola barang-barang bersejarah itu memerlukan anggaran perawatan cukup besar yang kini menjadi kendala. Koleksinya kini juga tersebar di Museum Alquran Sumut, di Unimed dan di kediamannya. Dengan penyerahan koleksi tersebut diharapkan bisa lebih bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban.
Barang koleksi yang diserahkan di antaranya 63 mushaf Alquran kuno, sejumlah koin yang sangat langka penanda Islam masuk pertama dari Sumut, koin tersebut disinyalir dari Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah dan sejumlah artefak yang menguatkan bukti peradaban Islam di Nusantara. “Harapannya, koleksi akan lebih terawat, kajian dan kandungan dari manuskrip itu menjadi kebanggaan dari jejak peradaban Islam yang nyata. Sebagai satu-satunya universitas Islam yang besar di Sumut, saya yakin dengan potensinya untuk merawat temuan dan warisan besar Sumut dalam perjalanan peradaban Islam,” pungkasnya yang juga Kepala Pusat Studi Ilmu Sejarah Unimed itu. (humas)