UIN Sumut Jalin Kerja Sama Lima Kampus : Hanya 20 Persen Lulusan Bekerja Sesuai Bidang

Medan, (UIN Sumut)
Sehebat-hebatnya perguruan tinggi atau universitas masih belum mampu untuk menghadapi transformasi dunia yang begitu cepat jika berdiri sendiri. Oleh karenanya, penting untuk berkolaborasi dengan berbagai lembaga untuk memikirkan dan menjalankan strategi terbaik untuk menghadapi perubahan yang begitu cepat.

Demikian disampaikan Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) Prof Dr Syahrin Harahap, MA saat acara penandatanganan nota kesepahaman (MoU) bersama lima kampus swasta di Sumatera Utara. Penandatanganan tersebut digelar di Ruang Sidang Gedung Biro Rektor UIN Sumut Jalan Willem Iskander Medan, Selasa (21/12).

Lima kampus yang menjalin kerja sama dimaksud yakni Universitas Al Washliyah (Univa), Universitas Muslim Nusantara (UMN), Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Ishlahiyah Kota Binjai, STAI Jamiyatul Mahmudiyah Tanjungpura Langkat dan Universitas Budi Darma Medan. Acara dihadiri pada rektor atau ketua serta pimpinan kampus-kampus tersebut. “Kami merasa mendapatkan keberkahan atas kehadiran pimpinan perguruan tinggi yang ditemani pada ulama dan tokoh nasional kita. Kehadiran ulama adalah bagian dari keberkatan yang dimiliki kampus,” tukasnya.

Menurutnya, kampus harus berkolaborasi dengan berbagai pihak dan lembaga untuk memutuskan hingga menjalankan solusi serta strategi untuk menghadapi perubahan dunia yang kian cepat. “Hebatnya universitas tapi transformasi dunia yang begitu cepat tidak bisa dihadapi universitas mana pun di dunia ini jika berdiri sendiri. Oleh karenanya, banyak forum rektor yang dibuat untuk memikirkan hal yang harus dilakukan dalam menghadapi perubahan zaman,” ujarnya.

Ia mengarahkan agar pimpinan kampus peka terhadap perkembangan dan perubahan zaman yang begitu cepat. Salah satu upaya yang diperlukan yakni menyusun berbagai kerja sama seperti nota kesepahaman membahas kolaborasi di berbagai bidang untuk kemajuan kampus seperti akademik, penelitian, pengabdian dan lain sebagainya.

Prof Syahrin juga membahas soal pesan presiden terkait hanya 20 persen lulusan perguruan tinggi Indonesia yang bekerja atau berkarier di bidangnya yang sesuai dengan studi diambil pada perguruan tinggi. Hal itu menjelaskan, 80 lulusan bekerja tidak sesuai dengan jurusan kuliahnya. Hal itu menjadi tantangan yang cukup berat namun memerlukan solusi dari kampus. Hal itu terjadi, jelasnya, termasuk karena mahasiswa dan pimpinan perguruan tinggi yang kurang fokus dalam pembelajaran dan menentukan arah ke depan.

Alasan itu pula yang menjadikan kerja sama di bidang akademik, menjadi begitu penting. Ke depan, jelasnya, lapangan kerja akan menyerap lulusan atau alumni perguruan tinggi yang memiliki talenta yang diaktualisasi oleh universitasnya. Ia mengarahkan agar kampus selain menjalankan silabus pembelajaran juga menjalankan pengembangan keterampilan atau talenta mahasiswa dan lulusan.

Melalui penandatanganan nota kesepahaman tersebut, sambungnya, diharapkan kampus-kampus tersebut menghasilkan program bernas yang mendukung kemajuan akademik dan pendidikan. Termasuk dalam menghadirkan program yang sistematis, sehingga dosen pada kampus-kampus lebih cepat untuk mendapatkan gelar doktor dan profesor. Hadir dalam acara, ketua umum Pengurus Besar (PB) Al Jam’iyatul Washliyah Dr KH. Masyhuril Khamis ,MM dan sekjen Dr. Ir. H Amran Arifin, MM.,MBA dan para wakil rektor UIN Sumut. (humas)