Medan (UIN Sumut)
Sumatera Utara (Sumut) memiliki kepeloporan dalam hal moderasi beragama dalam lintas sejarah, seperti hadirnya tokoh masyarakat Tionghoa, Tjong A Fie yang mempraktikkan dan mementaskan moderasi beragama yang sangat maju pada masanya dan di luar perhitungan masyarakat saat itu. Ia tidak memperdulikan latar belakang agama, suku dan ras dalam upaya membangun daerah dan kehidupan yang lebih baik dengan moderasi beragama.
Demikian ungkap Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) Prof Dr Syahrin Harahap, MA saat memberikan sambutan dalam acara peluncuran buku Moderasi Beragama Sumatera Utara, Kontribusi Awal Tjong A Fie yang merupakan karya Dr Hj Hasnah Nasution, MA yang juga menjabat Wakil Rektor II UIN Sumut di Gedung Biro Rektor Kampus IV UIN Sumut Jalan Padang Golf Tuntungan Kota Medan, Jumat (19/2). “Arti penting dari buku ini adalah kita ingin menggali kepeloporan Sumut dalam hal moderasi beragama dan kontribusi masyarakat Sumut di dalam moderasi beragama,” ujarnya.
Dipaparkan rektor, kegiatan peluncuran buku tersebut merupakan agenda pengiring untuk meresmikan kampus IV tersebut yang direncanakan digelar pada 25 Februari mendatang. Diketahui, kampus IV yang megah tersebut merupakan bantuan Islamic Development Bank (IsDB) dengan kucuran dana sekitar Rp500 miliar untuk pembangunan kampus terpadu dengan bangunan modern berkelas internasional di lahan seluas 20 hektare. “Untuk sementara, kampus ini adalah aset umat Islam yang terbaik di Sumut,” tukasnya.
Moderasi beragama, wahdatul ‘ulum dan pemberdayaan umat, jelas Prof Syahrin, menjadi fokus kerja UIN Sumut dalam menciptakan kehidupan lebih baik dan peradaban yang berlandaskan nilai-nilai keislaman yang menjunjung kedamaian dan kesejahteraan. Hal itu diraih diyakini dengan pendekatan moderasi beragama. Menilik perjuangan Tjong Afie dan tokoh lain seperti Sultan Deli, kampus Islam Negeri ini ingin mengambil peran melanjutkan gagasan tersebut. “UIN Sumut ingin melanjutkan hal tersebut. Sebagai pusat peradaban, pusat moderasi beragama, pemberdayaan umat dan wahdatul ‘ulum,” paparnya.
“Kita konsisten dalam menerapkan moderasi beragama karena kita terlatih dalam hal moderasi beragama sejak dulu di dunia ini dan di masa yang akan datang. Atas nama pimpinan, kita sampaikan kebanggaan kepada penulis, upaya ini demi kemajuan kemanusiaan dan peradaban di Sumut dan di Indonesia bahkan dunia,” ujarnya.
Peluncuran buku Moderasi Beragama Sumatera Utara ini dirangkai pula dengan seminar yang membahas tema serupa yakni moderasi beragama. Menghadirkan sejumlah narasumber nasional di antaranya dari Institut Leimena Prof Dr Alwi A Shihab, Dirjen Pendis Kemenag RI Prof Dr Muhammad Ali Hamdani, STP, MT, pengamat lintas agama, Dr Indra Wahidin, penulis buku Moderasi Beragama Sumatera Utara Dr Hasnah Nasution, MA. dan seminar dipandu secara apik oleh Ketua Pusat Moderasi Beragama Dr Phil Zainul Fuad, MA.
Prof Alwi dalam paparan menyampaikan intisari dari moderasi beragama, yakni semangat dan kemauan untuk menjadikan agama sebagai rahmat bagi seluruh alam. Lalu mengajak semua manusia untuk menerima dan memahami perbedaan sebagai sebuah keniscayaan dan kekuatan yang dapat dijadikan landasan menuju kehidupan yang lebih baik.
Seminar turut menghadirkan sejarawan Sumut Dr Phil Ichwan Azhari yang membawakan materi menelusuri kontribusi pembangunan rumah ibadah oleh Tjong A Fie di Sumatera. Dipaparkannya, ternyata ada banyak kontribusi tokoh tersebut dalam pembangunan rumah ibadah dan ternyata ada enam masjid yang dibangun yang ditelaah dari buku serupa karya Dirk Buiskool.
Seminar dan peluncuran buku dihadiri pada pimpinan dan para pejabat UIN Sumut, perwakilan Forkopimda Sumut, perwakilan Pangdam I/BB, Ketua Umum MUI Sumut dan sejumlah tokoh masyarakat dan keluarga Tjong Afie. Kegiatan berjalan tetap terapkan protokol kesehatan. (Humas)