Medan (UIN SU)
Dengan bertambahnya jumlah guru besar yang ditandai dengan pengukuhan guru besar menjadi penanda bahwa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) Medan tengah bertumbuh dan mewujudkan mimpi menjadi perguruan tinggi unggul, terkemuka menuju smart islamic university dan mewujudkan peradaban di Asia Tenggara 2027.
Demikian ditegaskan Rektor UIN SU Medan Prof Dr Nurhayati, MAg dalam amanatnya pada Sidang Terbuka Senat UIN SU tentang pengukuhan tiga guru besar atau profesor di lingkungan UIN SU di Gelanggang Mahasiswa, kampus I, Medan, Rabu (31/5). Mei 2023 ini tiga guru besar dikukuhkan, sebelumnya, November 2022 lima guru besar dikukuhkan dengan keahlian di bidang ilmu masing-masing.
“Kehadiran guru besar ini insya Allah akan terus berlangsung pada waktu mendatang, ini tradisi akademik diharapkan terjaga kesinambungannya. UIN SU tidak lagi mengalami kemarau guru besar seperti di masa lalu. Guru besar punya peran yang signifikan dalam memajukan UIN SU dalam hal Tri Dharma, pengembangan kelembagaan di masa akan datang. Karena itu, saya persembahkan guru besar baru yang amat terpelajar,” ujar Prof Nurhayati.
Tiga guru besar baru, jelasnya, Prof Dr Syahnan Nasution, MA sebagai guru besar bidang ilmu filsafat hukum Islam, Prof Dr Chandra Wijaya, MPd guru besar bidang ilmu manajemen pendidikan Islam dan Prof Dr Abdurrahman, MPd sebagai guru besar dalam bidang konseling pendidikan Islam. Menurutnya, UIN SU kampus yang produktif menghasilkan guru besar, sepanjang 2022 dan 2023 bertambah 13 guru besar, jumlah ini tidak kecil.
“Di satu sisi, semakin bertambah guru besar di lingkungan UIN SU menunjukkan sistem dan kultur akademik di lingkungan UIN SU berjalan sangat baik dan kondusif. Di sisi lain, etos akademik dosen-dosen UIN SU saat ini sedang berada pada posisi on fire. Ada semangat baru dikalangan dosen-dosen untuk membenahi kepangkatannya dan terlebih yang ingin jadi guru besar. Dalam catatan kita, saat ini paling tidak terdapat lebih kurang 10 orang dosen kita yang sedang menunggu ketetapan guru besarnya. Kita berdoa bersama agar dalam waktu yang tidak terlalu lama, SK guru besarnya sudah terbit,” ungkapnya.
Ia mengarahkan, pencapaian guru besar ini jangan membuat berpuas diri. Namun dijadikan penguat untuk menghadapi tantangan ke depan yang tidak ringan. Ke depan harus mampu melahirkan lebih karya-karya besar, hasil riset, artikel populer yang dipublikasi di jurnal bereputasi, buku ilmiah dan buku ajar dan berbagai referensi lain. Terpenting, guru besar adalah kawah candradimuka yang bertanggung jawab melahirkan insan ulul albab.
Yakni membentuk mahasiswa yang berkeilmuan dan miliki soft skill serta hard skill dan integritas, akhlak dan iman yang kuat. “Karena itu, guru besar harus lebih banyak turun gunung, artinya lebih banyak masuk ke kelas untuk mengajar bahkan di jenjang S1 sekalipun, mengajak mahasiswa untuk melakukan penelitian dan program kemitraan masyarakat bersama dan tentu publikasi bersama di jurnal internasional dan nasional,” tukasnya.
Sumber inspirasi
Guru besar, lanjutnya, harus menjadi motor penggerak ilmu pengetahuan dan sumber inspirasi yang mampu menjawab berbagai persoalan di tengah masyarakat. Khususnya di lingkungan UIN SU Medan sebagai tempat bekerja. Kehadiran guru-guru besar diharapkan dapat menjadi energi baru dalam pengembangan UINSU di masa mendatang. Tantangan akreditasi institusi dan internasionalisasi serta memajukan prodi menjadi prioritas kita dan peran guru besar menjadi penting.
Terkait dengan misi pengembangan kampus, Prof Nurhayati menyampaikan pada periode kepemimpinannya ini akan fokus pada pembentukan SDM. “Bina dan fungsikan, baik itu tenaga pendidik atau tenaga kependidikan, adalah SDM yang memiliki integritas dan standar moral yang tinggi. UIN SU hari ini memerlukan tenaga-tenaga yang jujur dan amanah sehingga tugas-tugas kita dikampus ini akan dapat dijalankan dengan penuh tanggung jawab,” terangnya.
Fokus berikutnya ialah membenahi akreditasi baik tingkat institusi maupun program studi. Akreditasi menjadi vital dan tidak bisa ditawar lagi, karena merupakan bentuk tanggung jawab kepada masyarakat dan upaya meningkatkan trust public. Prodi yang akreditasinya C agar dinaikan menjadi B lalu menjadi akreditasi unggul.
Kemudian, pengembangan sarana dan prasarana menjadi fokus kepemimpinan baru ini. Dengan pendekatan pelayanan yang membuat nyaman mahasiswa dan upaya peningkatan kompetensinya dapat dipenuhi kampus. Membentuk lulusan terbaik sehingga bisa diterima dan berdaya saing di dunia kerja dan dunia industri ke depan dengan kinerja personal yang memuaskan dalam berbagai bidang. Baik industri, pendidikan, keagamaan, sosial budaya, politik dan lainnya. “Kita fokus pada peningkatan kualitas mahasiswa dan alumni, ini concern kita pada periode ini,” tandasnya.
Terkait gagasan internasionalisasi, ia mendorong seluruh guru besar berkegiatan dengan pendekatan internasional. Di antaranya penerbitan jurnal ilmiah di lembaga internasional, konferensi internasional dan melakukan penelitian dan program kemitraan masyarakat secara kolaboratif dengan para ahli di luar negeri. Terkait prestasi-prestasi akademik tersebut, sebagai rektor ia berjanji akan memberikan penghargaan atas capaian-capaian akademik dan prestasi.
Para guru besar diharapkan mampu melakukan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan posisi UIN SU di dunia internasional. “Tentu saja kita lebih dikenal masyarakat akademi internasional. Untuk itulah, pada priode ini kita akan memperluat jaringann kerja sama kita khususnya dengan dunia internasional,” tukasnya. “Selamat kepada para guru besar yang dikukuhkan hari ini. Semoga jenjang puncak akademik yang diperolah saat ini membawa berkah tidak hanya bagi pribadi dan keluarga, namun juga bagi UIN SU secara institusi dan masyarakat secara luas,” katanya.
Pengukuhan guru besar baru ini dikemas dalam prosesi sidang terbuka senat universitas yang dipimpin Ketua Senat UIN SU Prof Dr Saiful Akhyar, MA. Turut hadir para wakil rektor, Kepala Biro AAKK dan AUPK, direktur program pascasarjana, para dekan dan ketua atau kepala lembaga dan unit di lingkungan UIN SU serta para keluarga dari guru besar yang dikukuhkan. (Humas)