Rektor UIN Sumut Silaturahmi dengan Mahasiswa dan Tokoh Internasional Tiga Keunggulan Lulusan UIN Sumut untuk Pembangunan Peradaban

Medan (UIN Sumut))


Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) Prof Dr Syahrin Harahap, MA menyampaikan tiga kekuatan alumnus UIN Sumut yang merupakan kelebihan, keunggulan dan kekhasan dalam upaya pembangunan peradaban setelah belajar di kampus Islam negeri tersebut dan disebarkan di Nusantara bahkan dunia, tiga hal yang menjadi fokus pendidikan yakni integrasi keilmuan, pemberdayaan masyarakat dan moderasi beragama.

Demikian dijelaskan Rektor UIN Sumut dalam sambutan dan arahannya pada acara Silaturahmi Akbar Rektor UIN Sumut dengan Mahasiswa dan Tokoh Internasional 2021 yang digelar secara virtual melalui Zoom Meeting dan disiarkan dari kampus II Jalan Willem Iskander Medan, Sabtu (10/4). Silaturahmi ini dalam rangka mengkomunikasikan dan membangun langkah strategis dalam pengembangan pendidikan tinggi Islam yang berorientasi moderat khususnya di Asia Tenggara.

Dalam silaturahmi tokoh internasional itu dihadiri di antaranya, Konsulat Jenderal Malaysia di Kota Medan Ayub Bin Umar, pejabat bidang pendidikan dan pengajaran dari Penang Zul Kafli, anggora parlemen Thailand Dato Sri Sutipan Srikanon, dari UUM Dr Muhammad Syahril, sejumlah tokoh pendidikan di Asia Dr Bariah, Dr Muhammad Mursidi, Dr Syaikh Abdullah Bin Hasan, Drs Anuar Bin Ralif. Silaturahmi dipandu secara apik oleh Dr Ali Akbar Simbolin. Hadir pula dalam pertemuan virtual itu, para wakil rektor UIN Sumut, pada dekan, para wakil dekan, direktur program pascasarjana, ketua jurusan dan program studi, kepala-kepala lembaga.

Lalu hadir Kepala Pusat Moderasi Bergama UIN Sumut, Dr Phil Zainul Fuad dan pimpinan Pusat Layanan Internasional UIN Sumut serta sejumlah mahasiswa internasional atau mahasiswa luar negeri yang kuliah di UIN Sumut, seperti dari Malaysia dan Thailand. Berhadir pula sebagai dosen tamu dari Kerajaan Arab Saudi yakni Syaikh Majid.

Prof Syahrin Harahap dalam sambutannya menyampaikan, pertemuan silaturahmi ini sebagai upaya awal untuk membangun kampus kampus keilmuan yang terintegritas di Asia Tenggara. Hal itu meneruskan harapan agar Asia Tenggara menjadi salah satu pusat keilmuan dan pusat peradaban Islam di dunia. Upaya tersebut harus digencarkan dan sering dikomunikasikan dengan acara semacam itu, sehingga pembahasan strategi pengembangan kampus bisa dimaksimalkan secara berkesinambungan.

Menjalankan visi dan misi peradaban, Prof Syahrin menyampaikan, tiga hal yang menjadi keunggulan, kelebihan dan kekhasan mahasiswa dan alumni UIN Sumut, pertama menguasai dan memahami konsep integrasi ilmu. Karena UIN Sumut menerapkan paradigma integrasi ilmu dalam gagasan wahdatul ‘ulum dengan pendekatan transdisipliner. Konsep wahdatul ‘ulum dapat diinternalisasikan oleh dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan sehingga bisa dikembangkan setelah selesai studi di daerah masing-masing. Prinsip, cara pikir dan cara tindak sesuai nilai integrasi keilmuan.

Kedua, jelasnya, bertekad agar UIN Sumut menjadi pusat pemberdayaan umat. Mampu memberikan dorongan, motivasi, advokasi dan pendampingan sekaligus memberi bekal agar masyarakat lebih berdaya ke depan. Selesai studi, menjadi lulusan dapat memberi solusi dengan landasan teoritis, konsep dan aplikasi. “Sehingga mahasiswa dan lulusan menjadi suluh, menjadi cahaya terang di tengah masyarakat,” tukasnya.

Ketiga, menjadikan mahasiswa dan lulusan yang paham dan cakap soal moderasi beragama atau menjadi agen Islam wasathiyah. Alumnus dibekali dengan paham agama yang moderat dan diharapkan, moderasi beragama menjadi bagian dari sikap umum seluruh civitas akademika kampus UIN Sumut. “Dengan demikian, tiga kekuatan ini insya Allah akan menjadikan alumnus UIN Sumut, terjaga dari sikap radikalisme dan ektremisme. Kita optimis akan membangun Islam wasathiyah di kawasan Asia Tenggara,” ujarnya.

Hal itu pula untuk menampik anggapan atau kecurigaan dunia terhadap Asia Tenggara yang dinilai sebagai tempat bibit radikal. Namun, Prof Syahrin menegaskan, bahwa UIN Sumut mendidik anak-anak di Asia Tenggara dengan konsep dan pikiran moderat atau Islam yang wasathiyah. “Sampaikan pesan ini ke kawan-kawan. Sehingga Indonesia khususnya UIN Sumut menjadi destinasi pendidikan untuk menimba ilmu pengetahuan. Yakni ilmu pengetahuan yang memberikan ketenangan, kenyamanan, keselamatan dan pembangunan peradaban yang lebih baik, UIN Sumut siap mendidik anak-anak Asia Tenggata,” tukasnya.

Sementara Konsulat Jenderal Malaysia di Medan, Ayub Bin Umar mengapresiasi pertemuan virtual membahas dunia pendidikan tinggi ini. Inisiatif yang baik dan interaktif ini diharapkan menghasilkan luaran yang bermanfaat besar dan berdampak signifikan dalam pembangunan peradaban. Termasuk memberikan kontribusi positif dalam membangunan akademik yang unggul dan pembangunan modal insan atau sumber daya manusia yang cemerlang.

Silaturahmi selanjutnya diisi dengan berbagai sambutan dan paparan dari tiap-tiap tokoh internasional yang diundang dan dari pejabat UIN Sumut lainnya. Pembahasan terkait dengan pembangunan peradaban dan pendidikan tinggi Islam ini juga dilanjutkan dengan tukar pikiran, diskusi hingga tanya jawab.(humas)