Medan, (UIN SU)
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) Medan mengukuhkan 5 guru besar pada sidang senat terbuka di Kampus I Jalan IAIN Sutomo Medan, Rabu (23/11/2022).
Upacara prosesi sidang senat terbuka dibuka Ketua Senat Universitas UIN SU Medan Prof Dr H Syaiful Akhyar Lubis MA dihadiri Plt Rektor UIN SU Medan Prof Dr Abu Rokhmad MAg, para Wakil Rektor, Direktur Pascasarjana, Dekan dan wakil dekan, kepala biro, ketua program studi, dosen dan pegawai dilingkungan UIN SU Medan.
Plt Rektor Abu Rokhmad bangga dosen-dosen muda UIN SU Medan sangat bersemangat untuk segera meraih jabatan akademik tertinggi. Etos menulis artikel dijurnal internasional juga meningkat.
Begitu juga semangat melakukan penelitian juga terus bertumbuh. Tidak kalah pentingnya, Di antara sesama dosen muncul semangat untuk saling membantu, saling memberi semangat untuk terus maju, bertumbuh dan berkembang secara bersama.
“Keberadaan guru besar atau profesor pada sebuah perguruan tinggi bukan sebatas simbol dari otoritas keilmuan. Tidak juga sebatas syarat administratif untuk membuka Program S3. Namun, eksistensi guru besar justru akan mendorong terbangunnya suasana akademik yang lebih kondusif. Guru besar juga akan menjamin pengembangan ilmu pengetahuan akan dapat terus berlangsung,” jelasnya.
Prof Abu Rokhmad mengatakan, pengukuhan guru besar UIN SU ini memiliki paling tidak empat makna penting, dimana pengukuhan dilaksanakan tepat setelah Peringatan Dies Natalis IAIN-UIN SU Medan yang jatuh 19 November 2022 dan rencana wisuda sarjana pada 29 November 2022.
“UIN SU telah berusia 49 tahun dan pada tahun 2023, kita akan memasuki masa setengah abad. Pertanyaannya adalah, sejauh mana capaian kemajuan yang telah kita capai pada usia setengah abad tersebut. Tentu salah satu ukuran yang bias digunakan adalah, seberapa besar UIN SU melahirkan guru besarnya,” katanya.
Lanjutnya, pengukuhan ini juga mengandung makna bahwa UIN SU saat ini sedang berbenah diri, melakukan transformasi institusi untuk menuju pusat keunggulannya. Semua perguruan tinggi baik Perguruan Tinggi Umum ataupun Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri, sedang berpacu untuk mengukir prestasi terbaiknya.
“UIN SU Medan juga tidak ingin ditinggalkan mahasiswanya apa lagi redup dan kemudian hilang di telan bumi. Karena itulah kita terus berbenah dan memperbaiki banyak hal. Di antara yang kita lakukan adalah penguatan akreditasi program studi kita yang sedang berjalan. Di samping itu kita juga sedang bekerja keras untuk meningkatkan jumlah guru besar kita dengan berbagai program akselerasi,” paparnya.
Prof Abu Rokhmad menambahkan bahwa pengukuhan ini adalah momentum yang terbaik bagi guru besar UIN SU Medan untuk menyampaikan pikiran-pikiran baru, pikiran yang mencerahkan atau gagasan-gagasan yang menghentak nalar akademik.
“Kendati bukan hal yang utama, namun tetap penting, pengukuhan guru besar ini bagaikan setitik hujan ditengah kemarau padang pasir. Hampir satu dekade, UIN SU Medan tidak melaksanakan pengukuhan guru besar,” tambahnya.
Ke-5 guru besar UIN SU Medan dilakukan pada sidang terbuka senat universitas itu antara lain, Prof Dr Didik Santoso MPd, Prof Dr Zainal Arifin Lc, MA, Prof Dr Tien Rafida S.Ag, M.Hum, Prof Dr Wahyuddin Nur M.Ag dan Prof Dra Dahlia Lubis M.Ag, Ph.D sekaligus menyampaikan orasi ilmiah dihadapan pimpinan rektorat dan senat universitas UIN SU Medan. (Humas)