Medan (UIN SU)
Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Al-Qur’an (LPTQ) Sumatera Utara Dr H Asren Nasution, MA menyampaikan, fenomena baru pada perhelatan Musabaqah Tilawatil Al-Qur’an (MTQ) Sumut ke-38 2022 tidak di kabupaten/kota seperti tahun-tahun sebelumnya namun kali ini dipercayakan digelar di perguruan tinggi Islam, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU).
Penunjukaan kampus dalam hal ini Kopertais Wilayah IX Sumatera Utara dimaksudkan agar memberikan warna baru dalam pelaksanaan kegiatan sekaligus mampu mempersiapkan potensi terbaik untuk membawa Sumut bermartabat dalam MTQ nasional dan lingkup internasional.
Dr Asren di Medan, Rabu (9/3) terkait persiapan MTQ Sumut ke-38 itu menyampaikan, lazimnya perhelatan ajang kompetisi kajian Al-Qur’an itu digelar di daerah-daerah secara bergiliran. Seperti pada 2021 di Tebingtinggi, pernah juga di Kabupaten Dairi, Serdangbedagai, Medan, Langkat dan lainnya. Namun kali ini berbeda karena digelar di UIN SU atas izin Gubernur Sumut dan pertimbangan LPTQ Sumut.
“Selama 37 kali MTQ Sumut, tidak pernah di kampus. Padahal perguruan tinggi juga merupakan salah satu kafilah di pelaksanaan MTQ, kami bersyukur, Kopertais Wilayah IX Sumut mengajukan kesiapan sebagai tuan rumah atas izin gubernur serta pertimbangan LPTQ Sumut,” ujarnya.
Dr Asren berharap, dalam MTQ tersebut seluruh potensi UIN SU bisa diberdayakan untuk mendukung lancarnya kegiatan. Diketahui, perhelatan tersebut akan digelar di kampus I di Jalan Sutomo Ujung dan di kampus II Jalan Willem Iskandar, Kota Medan. Menurutnya, lokasi tersebut representatif dan mendukung bagi kontingen atau kafilah yang berasal dari berbagai kabupaten/kota.
Sesuai rencana, jelas Dr Asren, pembukaan MTQ tersebut pada 21 Maret mendatang diawali registrasi peserta sehari sebelumnya yakni 20 Maret. “Registrasi itu untuk peserta, kafilah khusus, para hakim, pengawas, panitera dan unsur lainnya. Direncanakan dibuka gubernur dan ditutup pada 28 Maret 2022,” jelasnya yang juga sebagai Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Sumatera Utara.
Kolaborasi LPTQ dan UIN SU, jelasnya, ada dua aspek penting dalam persiapan. Yakni kampus sebagai lokasi persiapan dan pelaksanaan menyiapkan sarana prasarana dan materi pendukung lain. Sedangkan LPTQ bertugas menyiapkan piranti lunak, regulasi, ayat dan surah dibaca, soal-soal, dewan hakim, panitera, pengawas dan lain sebagainya. “Persiapan UIN SU luar biasa, kami tidak manyangka, rekan-rekan kami, para guru besar sungguh-sungguh menyiapkan diri sebagai tuan rumah terbaik,” tukasnya.
Dewan hakim
Dijelaskan Dr Asren, pada MTQ Sumut tahun ini, disiapkan dan disusun sekitar 120 anggota dewan hakim, jumlah itu relatif besar sebagai upaya untuk menyelaraskan dan mengikuti regulasi untuk MTQ nasional. Hal itu sejalan persiapan kontingen Sumut pada tingkat nasional.
Hakim yang dilibatkan, sambung Dr Asren, tidak hanya dari dalam daerah, namun juga melibatkan sejumlah unsur dewan hakim dari luar daerah dan bahkan tingkat nasional. Hal itu dimaksudkan untuk memberikan penilaian dengan standar nasional, agar kafilah tidak terkejut dan bisa menyesuaikan. Juga dimaksudkan memberikan nuansa baru dalam penilaian, ada perbandingan antara hakim Sumut dan hakim nasional.
“Agar peserta tidak kaget dan tidak grogi menghadapi hakim yang berpengalaman di tingkat nasional dan internasional. Beberapa tokoh MTQ nasional kami juga siapkan menjadi bagian dari dewan hakim,” katanya.
Beberapa nama disiapkan sebagai dewan hakim tersebut, di antaranya Prof Dr KH Said Agil Husin Al Munawar, H. Ahmad Muhajir, Dr.H. Yusnar Yusuf, Adli Azhari, Ilhamuddin Qosim dan lainnya. Diharap kehadiran tokoh musabaqah tilawatil Al-Qur’an yang sudah tidak asing di dunia tersebut membawa semangat bagi peserta.
Unsur terlibat dalam dewan hakim lainnya di antaranya rekan-rekan ustaz dan ustazah yang rutin dan biasa menjadi dewan hakim pada MTQ Sumut. Beberapa direkrut dari UIN SU, dari pondok pesantren dan dari perguruan Al-Qur’an, praktisi dan unsur lainnya. Termasuk dewan hakim dari kabupaten/kota yang masuk dalam bidang perhakiman.
Kepesertaan MTQ
Dr Asren menuturkan, Gubsu Edy Rahmayadi memberikan ruang dan perhatian yang besar terkait pelaksanaan MTQ tersebut. Termasuk dengan keikutsertaan semua daerah dan elemen lainnya yang turut diperhatikan.
Begitu pun belum ada data pasti terkait kepesertaan hingga hari pendaftaran yakni 20 Maret, gubernur tetap memperhatikan agar tidak ada kabupaten/kota yang sampai absen pada perhelatan akbar ini. Namun Dr Asren optimis tahun ini peserta akan semakin banyak dari tahun sebelumnya.
Sesuai arahan gubernur, agar melalui kegiatan ini sekaligus mencari bibit-bibit unggul dan terbaik dan penuh dengan potensi dalam hal MTQ, sehingga kelak membawa nama baik dan harum Sumut di kancah nasional. Senada misi untuk membawa Sumut bermartabat dalam panggung musabaqah tilawatil Al-Qur’an nasional.
Materi kompetisi
Dr Asren menjelaskan, pada MTQ ke-38 Sumut ini, secara umum terdapat delapan cabang lomba yang terbagi lagi ke dalam beberapa kategori. Yang semua cabang merupakan bagian dari kajian Al-Qur’an. Pertama yakni cabang seni tilawah Al-Qur’an, dengan kategori anak-anak, difabel, remaja, dewasa masing-masing putra dan putri.
Kedua cabang qiraah sabaah, ketiga tahfiz Al-Qur’an kategori lima juz, 10, 20 dan 30 juz untuk putra dan putri, keempat tafsir Al-Qur’an bahasa Indonesia, Inggris dan bahasa Arab golongan putra dan putri, kelima fahmil Al-Qur’an putra putri, keenam syarhil Al-Qur’an, ketujuh kaligrafi putra dan putri dan kedelapan cabang karya tulis ilmiah terkait kajian Al-Qur’an.
Dari monitoring yang dilakukan, pihak panitia, jelas Dr Asren telah menyiapkan masing-masing majelis untuk delapan cabang perlombaan tersebut. Mekanisme diaturkan sesuai dengan regulasi yang digariskan LPTQ Nasional.
Warna baru MTQ Sumut
Kali pertama digelar di kampus, Dr Asren menjelaskan, MTQ ke-38 tingkat provinsi ini nantinya akan menunjukkan sejumlah hal baru yang menjadi warna dalam pelaksanaannya. Di antaranya akan digelar pameran Wahdatul ‘Ulum dan yang bernas, penulisan mushaf Al-Qur’an khas Sumatera Utara.
Ia menjelaskan, pada MTQ nanti dituliskan mushaf Al-Qur’an sebanyak 30 juz yang kata pertama dari suratnya akan ditulis tangan langsung oleh 114 tokoh masyarakat di Sumut. Tokoh terlibat di antaranya pada kepala daerah, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh pendidikan atau akademisi dan lainnya.
Ini kali pertama digelar di Sumatera Utara dan merupakan gagasan Rektor UIN SU Prof Dr Syahrin Harahap, MA. “Itulah perbedaan dan keistimewaan pada pelaksanaan MTQ Sumut tahun ini,” pungkasnya.
Menuju MTQ Nasional
Rangkaian MTQ provinsi ini, sambung Dr Asren, merupakan persiapan untuk menyambut dan mengikuti MTQ tingkat nasional yang akan digelar di Pulau Kalimantan beberapa waktu mendatang. Maka rencana terbaik disiapkan termasuk dalam pelaksanaan musabaqah tingkat provinsi ini.
Mengikuti arahan gubernur, ia menginginkan agar kafilah Sumut nantinya harus tampil bermartabat pada level nasional. Atensi ini yang selalu diberikan bahkan saat Edy Rahmayadi menjabat Pangkostrad. Dalam beberapa tahun belakangan, Sumut memang mempunyai posisi yang cukup baik dalam tingkat nasional, yakni berkutat pada peringkat lima dan tiga dalam beberapa kali pelaksanaan MTQ nasional.
Pernah, katanya, peringkat tiga pada MTQN di Padang, namun turun ke peringkat lima kembali karena terganggu akibat pandemi Covid-19. Namun saat Sumut menjadi tuan rumah MTQN lalu, kembali ke peringkat tiga. Bonus cukup besar langsung diberikan gubernur kepada anak-anak peraih juara dari kafilah.
Masih dalam lima besar nasional, jelas Dr Asren, ia menilai secara nasional Sumut tetap dipertimbangkan dan bahkan menjadi favorit. Dalam beberapa cabang yang khusus dan jadi kebanggaan, di antaranya penghapal 100 hadis dengan sanad dan 500 hadis tanpa sanad itu berasal dari Sumut. Tekad besar pada MTQN 2022 di Kalimantan Selatan, sekiranya, dengan berbagai persiapan Sumut bisa mempertahankan bahkan naik ke dua besar nasional.
Dr Asren meminta dukungan semua masyarakat Sumut dan doa, agar kafilah Sumut bisa mengulangi sukses pada tahun-tahun pelaksanaan MTQN sebelumnya. “Kita tetap berada pada tiga besar nasional. Diupayakan naik ke dua besar. selesai MTQ provinsi ini tidak ada waktu istirahat. Kita berikan waktu beberapa minggu, akan mengikuti latihan-latihan dan persiapan lebih matang dibandingkan dengan sebelumnya,” tandasnya.
Tiga aspek penting
Dr Asren menjelaskan, dalam waktu sekitar tiga bulan atau 99 hari ke depan, ada waktu untuk latihan bagi para anggota kafilah Sumut dalam mengikuti MTQN mendatang. Pemusatan latihan menjadi kewajiban bagi anggota kontingen untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan serta mental mengikuti ajang nasional tersebut.
Namun begitu, ia menyampaikan nilai penting yang perlu diasah agar mempu memberikan yang terbaik dalam perhelatan tersebut. Tiga aspek layaknya harga mati harus diberikan kepada anak-anak kafilah Sumut yakni skill, komitmen dan etika.
“Peningkatan skill peserta, kemampuan membaca, latihan aspek kekuatan mentalnya, membangun kepribadiannya, disiplin, loyalitas, kepatuhan dan hormat kepada guru dan orangtua dan hal lain, termasuk takzim kepada guru-guru dan sopan santunnya. Itu sangat menentukan keberhasilan pada qari dan qariah serta hafiz. Semua itu tidak terlepas dari skill, komitmen dan etika,” terangnya.
Tiga hal tersebut, jelasnya, dibangun dan dijalankan selama training center (TC) atau pemusatan latihan. Pihaknya meminta bantuan dan dukungan semua pihak termasuk para orangtua dan guru-guru mengaji agar peserta ini tidak berhenti berlatih, untuk mengikuti program yang lebih besar ke depan. Yakni ajang musabaqah tingkat nasional dan untuk menaikkan peringkat.
Nilai pelaksanaan MTQ
Kendati MTQ ini terkait dengan kompetisi terkait kajian dan pemahaman tentang Al-Qur’an, Dr Asren menjelaskan, bahwa kompetisi dan kejuaraan tersebut bukanlah menjadi motif utama dalam bermusabaqah.
“MTQ ini tidaklah sama dengan kompetisi sepakbola, maka di sini harus ditonjolkan nilai-nilai keikhlasan kita. Berlomba iya, namun juga tonjolkan nilai ibadah kita keikhlasan kita. Jadi MTQ ini tidak sebatas rutinitas tahunan saja. Namun menjadi suatu prestasi dan prestise, yakni bagaimana dengan Al-Qur’an, nama kita bisa baik dan bermartabat di mata dunia,” ujarnya.
Menilik perjalanan sejarah, Sumut merupakan salah satu daerah yang menghasilkan banyak qari dan qariah yang berjaya pada level dunia. Hal itu menjadi bukti dan hasil pengujian bahwa Sumut bisa bangkit dan bermartabat di mata dunia lewat dunia Al-Qur’an. “Dan hal itu menjadi salah satu kebanggaan gubernur. Qari dan qariah kita terbukti dan teruji di tingkat nasional dan internasional,” tandasnya.
Ia berkomitmen, agar penyelenggaraan dan pelaksanaan MTQ Sumut 2022 ini berjalan dengan taat azas, merajut kebersamaan, mengokohkan persatuan dan kesatuan. “Bukan hanya mencari yang juara, tapi terpenting mencari yang terbaik untuk mempersembahkan emas bagi Sumut. Saya imbau, kepada masyarakat, guru Al-Qur’an, alim ulama mari kita bina putra putri dan pemuda kita. Bagi Sumut, agama dan bagi bangsa dan negara,” pungkasnya.
Terakhir, ia berpesan agar persiapan dan pelaksanaan musabaqah ini senantiasa menerapkan protokol kesehatan (prokes) pencegahan penyebaran pandemi Covid-19. Setiap peserta terlibat, agar menjadi duta dalam menjaga prokes sebagai usaha dan ikhtiar dalam penanganan pandemi yang masih melanda negeri.(humas)