Opsi : Kerukunan Umat Kunci Menuju Indonesia Hebat
Oleh : Prof. Dr. Nurhayati, M.Ag.
(Rektor UIN Sumatera Utara Medan)
Menyambut peringatan Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama (Kemenag) RI ke-78 pada tahun 2023 ini, perlu kita jadikan sebagai momentum sekaligus refleksi untuk memperkuat persatuan dan kerukunan umat beragama. Karena dengan misi kerukunan dan keumatan, Indonesia diyakini akan menjadi negara yang maju dan hebat.
Demikian seru Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan Prof Dr Nurhayati, MAg di Medan, Minggu (31/12) terkait peringatan HAB Kemenag yang selalu diperingati setiap 3 Januari. Momentum dan refleksi ini juga diteruskan sebagai ruang untuk meningkatkan pengabdian dan aktualisasi diri dalam tugas, tanggung jawab dan amanah, khususnya di lingkungan Kementerian Agama dan demi kemajuan Indonesia.
Hal tersebut yang dapat digambarkan dari tema peringatan HAB Kemenag 2023 yaitu ‘Indonesia Hebat Bersama Umat’ yang menjelaskan bahwa umat beragama di Indonesia merupakan elemen penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan dalam balutan kerukunan. Gagasan ini, juga harus dipertajam bagi seluruh insan Kemenag dan masyarakat luas agar rangkaian pesta demokrasi di negeri ini, yakni Pilpres 2024 bisa dijalankan dengan rasa senang, damai dan bisa mewujudkan persatuan bangsa.
Sebagai satuan kerja (satker) di bawah dan dinaungi Kemenag, UINSU Medan siap untuk meneruskan pesan-pesan perdamaian melalui peringatan Hari Amal Bakti tahun ini. Dalam berbagai kanal untuk masyarakat, termasuk semata demi menyukseskan pesta demokrasi kali ini.
Niatan tersebut, juga bagian dari upaya dan komitmen kampus Islam terbesar di Sumatera Utara ini untuk menjadi pusat serta rujukan peradaban bagi masyarakat. Tentu, hal ini sejalan dengan visi misi kampus yakni sebagai pusat integrasi keilmuan atau wahdatul ‘ulum, pusat moderasi beragama dan pusat pemberdayaan masyarakat.
Sebagai ruang moderasi dan pemberdayaan bagi masyarakat, maka UINSU Medan turut berperan aktif menjaga kerukunan umat kini dan di masa depan. Karena kerukunan adalah kata yang berat isi dan syarat makna serta terpenting merupakan kunci perdamaian dan persatuan di tahun politik ini.
Melalui semangat Hari Amal Bakti yang merupakan simbol pergerakan dan landasan pengabdian di lingkungan Kemenag, maka pesta demokrasi ini harus dimaknai dengan kekuatan untuk kebersamaan yang erat, bergandengan tangan sebagai satu bangsa yang solid dan kompak. Sebagai semangat yang akan menghempang segala bentuk provokasi yang memecah belah masyarakat, khususnya pada aspek kerukunan kita.
Lalu, menjadikan HAB sebagai sarana untuk semakin merekatkan persatuan dan kerukunan di tengah-tengah masyarakat. Fenomena terkait konsep tersebut, yang tergambarkan dalam kinerja positif Kemenag, di antaranya soal peningkatan aspek indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) yang juga berpengaruh positif terhadap stabilitas nasional dan pertahanan negara.
Terlebih, dalam mengawal pesta penting yang akan menjadi indikator penentu kemajuan bangsa di masa depan, melalui pemilihan pemimpin dimaksud. Tentu, semua elemen berperan menjaga stabilitas dalam negeri. Hal ini juga tercerminkan dari kerja-kerja kementerian yang dinilai dan dipercaya mampu membantu dalam menjaga stabilitas dan keamanan negara.
Senada dalam lingkungan kampus, penekanan-penekanan yang diperlukan di antaranya ialah tetap dan komitmen untuk menjaga netralitas dari kalangan ASN di lingkungan UINSU Medan, khususnya dalam menghadapi tahun politik saat ini. Netralitas dimaksud juga merupakan bentuk integritas, dedikasi tugas dan tanggung jawab seluruh insan kementerian, dalam hal ini yakni ASN dan PPPK di kawasan UINSU Medan.
Yang akhirnya, perlu kita pahami bahwa netralitas adalah bentuk lain dan upaya untuk terus menjaga kerukunan umat beragama, sebagai pemilik negeri ini. Selain itu, dalam menjaga kerukunan di tahun politik ini, maka diperlukan beberapa sikap yang dapat berimplikasi dalam jalannys pesta demokrasi tahun ini. Di antaranya ialah tidak menyebarluaskan informasi atau berita-berita yang berpotensi menimbulkan konflik atau gesekan di masyarakat, dan tidak meneruskan informasi yang belum teruji kebenarannya.
Intinya, penggunaan media sosial di kalangan insan kementerian juga menjadi aspek yang penting dan signifikan. Maka, penting bagi seluruh sivitas agar bijak bersikap dalam menggunakan media sosial. Sehingga bisa membantu untuk meredam, informasi yang keliru atau bahkan informasi yang salah di tengah masyarakat kita yang bisa saja menyebabkan eskalasi karena isu-isu politik yang sedang hangat.
Terkait aspek penggunaan media teknologi dan informasi tersebut, juga sejalan dengan program Kemenag dalam tranformasi digital pelayanan keagamaan. Yang juga tergambar dalam penghargaan yang diterima Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas sebagai tokoh transformasi digital pelayanan keagamaan beberapa waktu lalu. Hal ini, semata untuk meningkatkan pelayanan publik, termasuk pada tahun politik mendatang.
Melalui momentum HAB ini, kita ingin mempertegas peran insan kementerian harus diperkuat dalam tugas-tugas pengabdian kepada negara dan masyarakat. Juga tak kalah penting dalam menjaga keamanan serta kerukunan umat beragama, dengan korelasi kerukunan, kedamaian, kelancaran rangkaian pesta demokrasi yang akan dijalani rakyat Indonesia beberapa waktu mendatang. Demi mewujudkan demokrasi yang sehat dan menyambut Indonesia yang maju dan hebat. Sejalan tema Indonesia Hebat Bersama Umat.