Medan (UINSU)
Melalui program expo atau pameran kemandirian pesantren dalam rangkaian giat Hari Santri Nasional 2023 memberikan ruang bagi para santri untuk berkreasi dalam bidang usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sekaligus peminatan terhadap dunia entrepreneurship dari banyak jenis produk yang bisa dikembangkan dan ditawarkan.
Demikian jelas pimpinan Panitia Hari Santri Nasional 2023 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan, Prof Dr Syukri Albani Nasution, MA terkait expo dalam rangkaian peringatan tersebut. “Program yang paling menarik adalah para santri atau siswa memiliki ruang untuk berkreasi dalam bidang UMKM dan peminatan terhadap entrepreneurship dari berbagai jenis produk,” ujarnya di Medan, Sabtu (21/10).
Dalam giat pameran sebagai salah satu mata kegiatan dalam rangkaian hari santri yang digelar UINSU ini, sejalan program Kementerian Agama (Kemenag) yakni terkait kemandirian pesantren. 16 pesantren sebagai peserta expo yaitu Pondok Pesantren (Ponpes) Manba’ul Hidayah dari Kabupaten Asahan, Ponpes Al Mukhlisin dan Ponpos Tahfiz Al Mumtaz dari Batubara dan Pesantren Dairi.
Lalu ponpes dari Deliserdang yaitu Ponpes Sawit Rejo, Ponpes Modern Al Azhar Asy Syarif Sumut, Ponpes Darul Aman, Ponpes Modern Darul Ihsan dan Ponpes Modern Darul Ma’rifat. Dari Kota Binjai Ponpes Darul Uloom Al Huda dan dari Medan Ponpes Darul Hikmah Taman Pendidikan Islam. Dari Langkat Ponpes Hujjaturrahmah, Ponpes Darussalam, Ponpes Laa Tansa, Ponpes Tahfidzul Qur’a Al Khairah dan Ponpes Daruul Uluum Fathul Jamil.
Ia menjelaskan, berbagai produk UMKM yang dipamerkan dan menjadi usaha inkubasi bisnis pesantren sesuai dengan program kementerian di antaranya mini market yang menyediakan bahan kebutuhan pokok, koperasi santri, kuliner yakni aneka makanan dan minuman, pakaian, madu, perdaganan, peternakan, AMDK, laundry, home industri, jasa, percetakan dan berbagai bentuk UMKM lainnya.
Dari tujuh program prioritas Kemenag di antaranya terkait kemandirian pesantren yang diteruskan dalam program inkubasi, merupakan ikhtiar atau upaya kementerian untuk memberikan ruang agar pesantren bisa mandiri. Lembaga pendidikan santri ini juga menjadi bagian dari dunia UMKM di Indonesia yang saat ini tengah digalakkan sebagai upaya perbaikan dan pemulihan perekonomian masyarakat.
“Saat ini iklim UMKM di Indonesia terus berkembang dan pesantren menjadi bagian di dalamnya. Program terkait itu untuk pesantren sangat bermanfaat dan layaj untuk diteruskan secara berkesinambungan,” tandasnya.
Prof Syukri Albani yang juga Dekan FEBI UINSU ini menyampaikan, ke depan dalam ruang pameran ponpes ini bisa diikuti peserta dengan jumlah yang lebih banyak. Khususnya bagi pondok pesantren yang telah mendapatkan program inkubasi bisnis pesantren bari kementerian. Sehingga bisa jadi contoh, terapan dan model UMKM khas pondok pesantren.
Melalui ekspo yang digelar UINSU dalam rangkaian perayaan Hari Santri Nasional ini, ia mengharapkan, terjadi kerja sama dan kolaborasi yang baik antara pihak pesantren dan kampus-kampus khususnya UINSU Medan. Termasuk dalam hal pembinaan dan pengembangan UMKM sebagai bentuk kemandirian pesantren yang dijalankan para santri dan pembelajaran bagi mahasiswa. (Humas)