Medan, (UIN SU)
Guru besar dari Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam (FUSI) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) Medan, Prof Dr Katimin, M.Ag menyampaikan, tata kelola yang baik merupakan ujung tombak dalam pengelolaan dan pengembangan kampus serta untuk menjadikan UIN SU lebih maju di masa mendatang.
Demikian disampaikannya usai mendaftarkan diri dalam penjaringan Rektor UIN SU periode 2023-2027 di sekretariat panitia penjaringan di kampus II Jalan Willem Iskander, Medan, Kamis (26/1). Prof Katimin menjadi peserta penjaringan kedelapan yang mendaftar setelah beberapa guru besar lainnya. Pada seleksi rektor ini, ia merasa terpanggil karena merupakan bagian dari UIN SU sejak lama.
“Pertama, saya sebagai alumni UIN SU dari FUSI angkatan 86 dan sekarang saya mengabdi menjadi ASN merasa terpanggil untuk menjadikan kampus kita menjadi unggul dan sejajar dengan kampus lainnya. Motivasi saya ialah untuk mengembangkan dan memajukan UIN SU ke depannya agar menjadi lebih baik lagi,” ujar Prof Katimin.
Visi misi yang ia ingin tekankan bermuara pada melahirkan kampus yang unggul. Untuk itu, menurutnya perlu tata kelola yang baik dan pimpinan yang melayani. “Perlu tata kelola yang baik dan pimpinan yang melayani, kiranya menjadi penting dalam membangun UIN SU baik lagi. Kepemimpinan yang melayani itu adalah kepemimpinan yang pro aktif atau menjemput bola. Kita ini pelayan dan sebagai ASN harus tetap melayani,” terangnya.
Ia mencontohkan, pada saat menjabat ketua prodi di program doktor (S-3), ada permasalahan yaitu banyak mahasiswa yang belum selesai studinya. Hal ini seharusnya menjadi perhatian penting, sebagai pimpinan yang melayani harus berupaya aktif menyelesaikan permasalahan di UIN SU, seperti penyelesaian studi.
Terkait itu, Prof Katimin beranggapan, tata kelola yang menjadi ujung tombak dari pengembangan dan memajukan kampus UIN SU lebih baik ke depan. Secara prinsip, pimpinan harus menaati hukum dan undang-undang. Lalu, pengembangan dosen harus lebih ditingkatkan, bisa dengan mengkuliahkan ke luar negeri untuk kualitas dosen sesuai di bidang keilmuan. “Kita harus merencanakan program-program dan peningkatan SDM dalam membangun UIN SU,” tukasnya.
Senada rencana para peserta penjaringan lainnya, Prof Katimin termasuk guru besar yang sepakat pentingnya akreditasi unggul di kampus, sebagai indikator dan tolak ukur kualitas pendidikan di suatu perguruan tinggi. Program itu yang juga akan jadi prioritas untuk diwujudkan di UIN SU Medan dengan berbagai upaya dan program bersama.
“Jika saya diamanahkan memimpin UIN SU pertama, saya akan membuat kontrak kerja kepada ketua-ketua prodi (kaprodi) untuk meningkatkan akreditasi menjadi unggul dengan bantuan biaya 50 persen, untuk pencapaian akreditasi unggul dimaksud. Jika kontrak tersebut tidak memenuhi target, maka kaprodi diminta untuk mengundurkan diri. Sebagai pemimpin kita harus memiliki ketegasan terhadap hal itu,” tegas Prof Katimin.
Menurut pengamatannya sejauh ini, Prof Katimin menjelaskan, saat ini penguatan tali ukhuwah dan silaturahmi perlu ditingkatkan lagi agar tidak adanya perpecahan dan perbedaan pandangan dalam pemilihan Rektor UIN SU ke depan. Walau ia menilai, atmosfer terkait hal tersebut sudah tenang dilihat dari pemilihan rektor sebelumnya.
Ia menjelaskan, menjaga komunikasi baik dan tetap merangkul semua pihak merupakan strategi yang baik untuk memajukan kampus Islam negeri ini bersama-sama. “Jika saya diamanahkan memimpin kampus ini, saya akan berjanji untuk terus berkomunikasi dan merangkul para calon lain untuk menciptakan suasana yang baik dalam membangun UIN SU yang lebih baik lagi dan menjadi kebanggaan masyarakat di masa mendatang,” pungkasnya.
Pada pendaftaran bakal calon Rektor UIN SU periode 2023-2027, Prof Kamitin dan rombongan menyerahkan beberapa persyaratan administrasi kepada panitia penjaringan yang diterima oleh Sekretaris Panitia Penjaringan bakal calon rektor UIN SU, H Khairunas, SH, MH dan Kepala Biro AAKK, Dr H Dur Brutu, MA. (Humas)