Yalal Wathon Menggema di Kampus UIN SU
Medan (UIN SU)
Mars Yalal Wathon menggema di Kampus Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) Medan menjadi sumber inspirasi, semangat dalam menjaga dan mengawal keberagaman, pluralitas dan spirit moderasi beragama yang semakin baik di tengah masyarakat.
Lirik lagu Yalal Wathon ciptaan KH Wahab Chasbullah pada tahun 1916 saat berdirinya gerakan Syabbanul Wathan yang diijazahkan almarhum KH Maemon Zubair tahun 2012 lalu itu menggema dalam memperingati Hari Santri Nasional secara serentak di seluruh Nusantara, Sabtu (22/10).
Warga civitas akademika UIN SU, turut melaksanakan peringatan Hari Santri Nasional yang berlangsung di Kampus Medan Estate dengan upacara dipimpin Dr H Nispul Khoiri MAg, Wakil Rektor III kampus tersebut.
“Menteri Agama RI mengingatkan tentang sejarah perjuangan para santri terdahulu dalam mempertahankan kemerdekaan RI yang mengorbankan seluruh jiwa raga tanpa pamrih dan ragu atas perjuangannya,” sebut Nispul Khoiri saat membacakan amanat Menteri Agama RI Gus Yaqut Cholil Qaumas di hadapan civitas akademika UIN SU.
“Melalui Keppres Nomor 22 tahun 2015, Presiden menetapkan bahwa tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional, hal ini didasarkan pada realitas sejarah, bahwa pada tanggal 22 Oktober adanya Resolusi Jihad para Kyai yang berisikan kewajiban mempertahankan Kemerdekaan. Resolusi Jihad inilah yang melahirkan semangat perjuangan heroik seluruh rakyat Indonesia demi mempertahankan kemerdekaan pada tanggal 10 November 1945 yang juga di peringati sebagai Hari Pahlawan,” Nispul menyampaikan.
Hari Santri Nasional tahun 2022 mengambil tema Berdaya Menjaga Martabat Bangsa. “Perjuangan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia yang di pelopori para Kyai dan santri-santri pondok pesantren yang digelorakan Kyai Hasyim Asy’ari, telah mampu membakar semangat jihad dan jiwa patriotik pemuda Indonesia dan seluruh lapisan masyarakat, guna mempertahankan Kemerdekaan ini dari belenggu penjajahan,” paparnya.
“Pasca kemerdekaan ini, para santri dituntut untuk berperan aktif dalam mengisi Kemerdekaan dan turut terlibat dalam proses pembangunan bangsa tentu dengan bidang keahliannya dan bukan hanya berkutat pada bidang ilmu keagamaan saja, namun mampu dalam berbagai bidang keahlian lain bahkan menjadi pemimpin bangsa,” lanjut Nispul membacakan amanat Menteri Agama itu.
Dikatakan, tugas utama santri bukan saja menjaga agama, para santri juga harus mampu mengembangkan nilai-nilai agama tersebut dalam perilaku, dan bagi santri menjaga agama dan tanah air melahirkan inspirasi untuk menjaga kehormatan dan menjunjung tinggi martabat bangsa.
“Menjaga martabat keindonesiaan atau hifzunnafs adalah salah satu tujuan diturunkannya agama di muka bumi (maqashid al-syari’ah) dan tidak ada satu agama pun yang memerintahkan pemeluknya melakukan tindakan yang dapat merusak harkat dan martabat manusia yang ada di muka bumi ini,” katanya.
Peringatan Hari Santri Nasional di kampus UIN SU berjalan khidmat serta dihadiri para pimpinan Universitas, Dekan Fakultas, Kepala Biro dan staf pegawai.