Medan (UIN Sumut)
Mahasiswa menjadi salah satu agen ekslusif yang harus memberikan manfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu, salah satu ilmu yang seharusnya dimiliki adalah ilmu komunikasi yang termasuk dalam bidang Broadcasting.
Dalam menggapai harapan itu, prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UIN Sumut menyelenggarakan Seminar Nasional. Kegiatan yang dilaksanakan secara langsung itu mengadopsi tema “Membangun Kreativitas Mahasiswa/i dalam Dunia Broadcasting“.
Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 28 Desember 2021 yang bertepat di Gedung Pusat Pengembangan Bahasa (Pusbinsa) UIN Sumut. Tak kalah meriah, seminar ini mengundang dua pemateri yang cukup keren.
Pemateri pertama ialah Rahma Mandasari S.S, M.Hum yang merupakan salah satu dosen di KPI UIN Sumut. Dalam seminar ini, wanita yang akrab disapa Umi Manda itu membawakan materi tentang Jurnalisme Empati.
Dalam paparannya, Manda mengatakan kalau Jurnalisme Empati harus dipegang teguh oleh masyarakat, khususnya mahasiswa UIN Sumut. Hal ini karena nilai-nilai kemanusiaan yang hadir di kehidupan media sosial membuat banyak pengguna menjadi kehilangan empati.
“Jurnalisme Empati adalah pendekatan sekaligus metode yang digagas oleh LP3Y pada awal 1990-an. Dipopulerkan pertama kali oleh Ashadi Siregar untuk menanggapi AIDS yang mulai jadi persoalan serius saat itu,” kata Manda dalam materinya.
Selain itu, Manda juga menerangkan kalau Jurnalisme Empati merupakan daya sifat yang harus dimilik seorang jurnalis untuk berpihak kepada korban dan penyintas. Menurutnya, empati merupakan kunci menuju pemahaman yang lebih mendalam.
Di samping itu, pemateri kedua dalam seminar nasional yaitu M. Rio Fani yang merupakan mahasiswa UIN Sumut semester 7. Pria yang akrap disapa Omyo itu membawakan materi terkait “Gagasan Dasar dan Ide Menulis”.
Dalam paparannya, kunci segala hal di setiap bidang menyangkut tentang kepenulisan. Mulai dari membuat naskah film, cerpen, copywriter hingga lainnya. Bahkan, ia menilai seorang penyiar radio sekalipun harus mengambil dasar nilai kepenulisan dalam pekerjaannya.
“Kepenulisan ini penting. Ketika teman-teman ingin bekerja dalam setiap aspek apapun, teman-teman harus membawa dasar kepenulisan ini. Pentingnya agar dapat mempermudah kinerja sekaligus mengasah kreativitas dalam berkarya,” ungkapnya saat materi berlangsung.
Menilai kegiatan ini, Fajar Arif Pratama sebagai Ketua Panitia penyelenggara mengatakan bahwa pelaksanaan seminar nasional berjalan dengan sukses. Terlebih lagi dilaksanakan secara langsung dengan protokol kesehatan yang ketat.
Fajar mengaku bahwa kegiatan seminar langsung seperti ini menjadi pengobat kerinduan mahasiswa untuk mengasah ilmu pengetahuan. Sebab, mahasiswa sudah terlalu lama aktif mengikuti pembelajaran secara daring dengan kouta internet yang kerap menjadi kendala.
“Harapannya, semoga dengan diadakannya kegiatan seminar broadcasting ini, seluruh peserta juga panitia dapat terus mengembangkan kemampuan serta kreativitasnya dalam dunia broadcasting,” ungkap Fajar saat diwawancari.