Medan (UIN Sumut)
Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) Prof Dr Syahrin Harahap memimpin acara pengenalan budaya akademik dan kemahasiswaan bagi mahasiswa baru Program Studi Ekonomi Islam, Hukum Ekonomi Syari’ah, Ilmu Komunikasi, Bimbingan Konseling Islam, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat di kampus VI Kota Tebingtinggi, Rabu (27/10). Orientasi itu membahas pembelajaran yang akan diikuti mahasiswa baru dalam program mahad digital dengan tujuh pembelajaran pesantren di kampus.
Hadir dalam pengenalan budaya akademik dan kemahasiswaan tersebut, Walikota Tebingtinggi, Ketua DPRD Tebingtinggi, pimpinan Kanwil Kemenag Tebingtinggi, para pimpinan forkopimda, para wakil rektor, dekan, Kepala Biro AAKK dan para dosen serta mahasiswa baru. Diketahui, kampus VI yang berkedudukan di Kota Tebingtinggi tersebut, tahun ini baru kali pertama merekrut mahasiswa baru dari kota tersebut dan sekitarnya.
Prof Syahrin dalam arahan dan bimbingannya menyampaikan, agar mahasiswa baru dari lima program studi tersebut bisa mengikuti studi dengan baik selama empat hingga lima tahun dan diharapkan bisa selesai studi tepat waktu yakni delapan semester atau paling lama 10 semester. Perkuliahan atau pendidikan tinggi merupakan proses pendidikan yang cukup panjang dan lama, maka ia berpesan agar bisa fokus dan sungguh-sungguh menyelesaikan studi. “Fasilitas pembelajaran di Tebingtinggi sudah sangat lengkap, itu sebagai pendukung untuk menyelesaikan studi tepat waktu. Berjanjilah di dalam hati supaya selesai tepat waktu, karakter kampus ini, mahasiswanya tidak menjadi mahasiswa abadi,” pungkasnya.
Rektor juga menjelaskan tentang paradigma integrasi keilmuan atau integration of knowledge atau gagasan wahdatul ulum sebagai visi pergerakan kampus Islam negeri tersebut. Yaitu penyatuan ilmu pengetahuan. “Ilmu pengetahuan dalam paham UIN hanya satu, kita mengakhiri pandangan sekularistik terhadap ilmu pengetahuan. Selama ini ada ilmu agama dan ilmu umum, sekolah agama dan sekolah umum dan lainnya, namun dalam paradigma wahdatul ulum, sumber ilmu itu satu dan bersumber dari Allah. Dengan pendekatan islamic science dan islamic studies,” urainya.
Prof Syahrin menjelaskan, mahasiswa baru tersebut dalam dua semester akan mengikuti program mahad digital yaitu program pesantrian bagi mahasiswa baru. Upaya itu untuk mengembangkan karakter wahdatul ulum dan kultur akademik UIN Sumut, namun sehubungan pandemi, mahad digelar dengan sistem daring atau digital. Program itu, mahasiswa akan belajar tujuh materi pembelajaran pesantren, meliputi ilmu Alquran, hadis, tauhid, fiqih dan ushul fiqih, wawasan kebangsaan dan wawasan keislaman serta etika akademik.
Prof Syahrin menjamin, dengan pembelajaran Alquran, semua mahasiswa baru bisa dengan lancar dan baik membawa Alquran, mengerti dasar-dasar ulumul Alquran, sebab turun ayat, wahyu, surat, ayat dan materi lainnya dan hapal minimal Juz ‘Amma. Lalu memahami dasar-dasar ilmu hadis, fiqih dasar dan mampu menjadi imam salat, membawa doa, membawa fardhu kifayah dan lainnya. “Selanjutnya yakni etika akademik, yaitu pemahaman tentang akhlak, moral, karakter islami dan negarawan. Diharapkan mahasiswa mampu menyelesaikan studi tepat waktu, betul-betul dan fokus studi,” tandasnya.
Walikota Tebinggtinggi, Umar Zunaidi Hasibuan menyampaikan, dengan beroperasinya UIN Sumut di kota yang ia pimpin itu, maka akhirnya mimpi-mimpi indah Tebingtinggi tentang keberlangsungan pendidikan tinggi di kota tersebut bisa terwujud. Ditandai dengan pengenalan budaya akademik di kampus VI Tebingtinggi. Ia memberikan nasihat dan arahan kepada mahasiswa agar mampu dan kuat menjalani dunia perkuliahan yang akan penuh cobaan dan tantangan. “Agar mahasiswa kelak memenuhi tanggung jawabnya kepada Allah dan masyarakat,” ujarnya.
Walikota berpesan, agar anak-anak Tebingtinggi yang kuliah di UIN Sumut benar-benar menerapkan budaya akademik sebagai bagian jadi karakter dan kultur mahasiswa Islam di UIN Sumut. Budaya merupakan sistem yang dikembangkan manusia melalui budi dan daya yang menunjukkan kemampuan keahlian di bidang yang ditekuni, sehingga budaya menjadi karakter. “Saat ini, negara ini membutuhkan karakter dan budaya yang kuat mengakar kepada kita. Karakter mahasiswa UIN Sumut yang kokoh, tangguh dan bertanggung jawab,” urainya.
Terakhir, ia berpesan kepada mahasiswa yang memulai perkuliahan, dalam kehidupan perkuliah di perguruan tinggi akan mendapat tantangan dan rintangan yang cukup berat. Maka jadikan tantangan itu sebagai pemacu dan pemicu untuk menjadi lebih baik ke depan. Sebagai pengingat untuk menyelesaikan studi dengan berbagai fasilitas pendukung yang ada dan disediakan pemerintah kota, agar mahasiswa jangan sampai menjadi parasit bagi orangtua.
Ketua DPRD Tebingtinggi, Basyaruddin Nasution, SH menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada UIN Sumut yang akhirnya bisa mewujudkan kegiatan kampus melalui lima program studi tersebut di Kota Tebingtinggi. Hal itu dinilai akan menambah kepercayaan masyarakat. Ia juga berpesan selamat kepada mahasiswa baru yang menjadi bagian dari kampus Islam negeri terbesar di Sumut itu. “Jadikan anak-anak yang membanggakan dan membahagiakan orangtua. Insya Allah kita juga akan menjadi kebanggaan bangsa, negara dan agama, kita yakin sepenuhnya akan hal itu,” pungkasnya.(humas)