Medan, (UIN SU)
Satu lagi Guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Dr Khoiruddin Nasution, MA turut mendaftar sebagai bakal calon (balon) rektor UIN Sumatera Utara (SU) periode 2023-2027 setelah sebelumnya Prof Dr Iswandi Syahputra, S.Ag, MSi juga mendaftar sebagai balon rektor. Prof. Khoiruddin membawa gagasan untuk pengelolaan kampus yang harus punya kekompakan yang tinggi untuk meraih kemajuan bersama.
Pendaftar bakal calon rektor ke-10 ini, melaksanakan pendaftaran diterima panitia penjaringan rektor di kampus II Jalan Willem Iskander, Medan, Jumat (27/1). Prof Khoiruddin yang merupakan putra kelahiran Sumatera Utara namun lama tinggal di luar daerah ini, mempunyai keinginan untuk memajukan tempat kelahiran. “Saya lama tinggal di luar Sumut, tapi perasaan, hati dan pikiran menginginkan untuk memajukan tempat kelahiran,” ujarnya.
Ia menyampaikan, tradisi atau budaya yang sering ditunjukkan oleh masyarakat Jawa ialah kekompakan dan budaya gotong royong. Lama tinggal di Pulau Jawa, Prof Khoiruddin ingin membawa semangat kekompakan untuk diterapkan di UIN SU, dengan tekad bisa membawa kemajuan untuk kampus Islam di Sumut ini.
Selain itu, ia mengemukakan, memberikan dan melahirkan lulusan yang berkualitas juga capaian dan tujuan pendidikan di perguruan tinggi agar bisa berkontribusi bagi masyarakat dan peradaban. Untuk itu, kualitas lulusan menjadi salah satu program prioritas yang akan dibenahi dan ditingkatkan jika ia dipercayakan amanah rektor tersebut. “Kalau bisa saya ingin memberikan kontribusi bagi Sumut, kalau dipercayakan amanah ini. Kita bersama kembangkan UIN SU, mudah-mudahan menjadi maju,” tukasnya.
Menurutnya, lulusan perlu diperkuat dengan kehadiran lembaga dan peran institusi perlu ditingkatkan. Hal itu bisa dilakukan dengan membuat sistem perkuliahan proses, bukan hanya sistem perkuliahan lecture. Lulusan yang baik dimulai dengan belajar membaca karya, mengambil inti sari dari suatu karya ilmiah atau bahan bacaan, kemudian mampu memproses menjadi gagasan baru, mengidentifikasi masalah dan seterusnya. Mahasiswa setiap perkuliahan harus membawa pemahaman dari hasil membaca bahan bacaan ilmiah. Mampu misalnya mengulas jurnal-jurnal.
Itu, jelasnya, faktor internal dalam pembelajaran dan perkuliahan mahasiswa. Sementara, lanjutnya, dari sisi pembelajaran ekstrakurikulernya, mahasiswa perlu dipahamkan dan menguasai bahasa, logika dan metode. Tiga hal ini diperkuat, sehingga berdampak pada lulusan berkualitas bentukan dari institusi dan hasil dari modifikasi lembaga. “Program ini yang akan saya coba,” terangnya.
Untuk mewujudkan hal itu, hal yang pertama tak kalah penting ialah diawali dengan kualitas dosen yang sesuai pula. Menurut Prof Khoiruddin, setiap dosen juga harus menjadi peneliti yang baik dan gemar membaca yang bisa memunculkan ide baru dan inovatif, mampu menelaah kebutuhan dan perkembangan peserta didik yang kelak akan menjadi generasi pengisi peradaban.
Dosen dengan kompetensi dimaksud, jelasnya, diharapkan bisa menginspirasi dan menularkan semangatnya kepada mahasiswa. Beberapa aspek penting, menurutnya, untuk pengelolaan dan kemajuan kampus ialah kualitas input, para dosen, sarana prasana seperti wifi yang bagus dan atmosfer akademik atau lingkungan akademik yang sibuk dengan hal-hal positif dalam perguruan tinggi. Sehingga akan muncul lulusan yang kritis, kreatif, inovatif lalu akan menjadi sumber daya manusia di tengah masyarakat yang produktif.
Ia mengharapkan dalam penjaringan ini, yang terpilih adalah yang terbaik yang bisa mengembangkan dan membawa UIN SU Medan lebih baik di masa depan. Ia meyakini, kemajuan dapat diperoleh bahkan dari keberhasilan mengatasi masalah di masa lalu. “Yang terpilih nanti agar bisa mengakomodir semuanya, kita jadi satu untuk membangun UIN SU lebih baik,” pungkasnya. (Humas)